Thursday, January 25, 2007

Widget di Desktop Linux


Dari judul tulisan ini pasti kamu sudah tahu apa maksud tulisan ini mau kemana (yang belum tahu…think harder..!!! L). Beberapa hari ini saya lagi giat-giatnya mengkostumasi tampilan desktop Linux saya (Suse 10.0). Cari-cari hal baru yang saya belum pernah coba sebelumnya. Dan akhirnya saya menemukan sesuatu yang baru untuk mempercantik tampilan linux saya. Tidak hanya cantik tapi juga interaktif. Kalau kita tahu di Windows ada program semacam DesktopX, program untuk menampilkan Widget di desktop windows, maka linux juga punya program seperti itu. Namanya SuperKaramba (ada juga yang namanya Karamba saja), program yang bisa menampilkan widget di desktop linux. Widget yang bisa dipasangpun bermacam macam dari widget seperti jam analog / digital, kalender, sistem monitoring sampai widget cuaca dan gmail checker.

SuperKaramba dan macam-macam tema widgetnya bisa kamu download di www.kde-look.org , cari saja pada bagian menu Karamba. Sedikit saran, untuk mendownload SuperKaramba / Karamba sebaiknya download dalam bentuk source codenya saja, mengingat banyak-nya distro yang berbeda Package Management-nya. Kalau kamu tahu distro kamu pakai Package Management apa ya itu lebih baik (kebanyakan sih di Indonesia pakai RPM…). Untuk petunjuk installasi kalau kamu download versi source code-nya pasti ada dalam archive-nya. Kalau boleh tak kasih tahu sedikit sih biasanya begini :

./configure

make

make install

Perintah yang terakhir butuh user sebagai root. Jangan lupa juga perhatikan dependency-nya. Apa yang dibutuhkan untuk bisa menginstall SuperKaramba. Setahu saya, SuperKaramba butuh Python Development package, itu salah satunya. Nah ini screenshot tampilan linux suse saya.

Boleh dibandingkan dengan windows. Ya lumayanlah buat pemula Linux seperti saya. OK selamat mencoba…!!.

Tuesday, January 23, 2007

Sedikit ngomong tentang openSUSE 10.2 (x86_64)


Baru-baru ini saya berhasil men-download SO openSUSE 10.2 dari situs resminya di opensuse.org. Tidak tanggung-tanggung langsung download ISO file untuk 1 DVD dan 5 CD tapi belum termasuk add-on untuk versi CD-nya. Cukup lama sih downloadnya sekitar 2 hari-an.(tapi jangan bilang-bilang kalo itu pakai komputer kampus ya…:P). Lalu bagaimana hasilnya? Apa sudah dicoba? Kalo ditanya begitu OK, tak jawaaaaabbb!

Ini hasil pengalaman saya dari mulai install sampai selesai masuk jadi OS desktop (setting-annya masih standard / default). Jadi tolong beri koreksi kalau ada kesalahan (terima kasih…..:)..). Sebelumnya mungkin perlu diketahui spesifikasi hardware yang saya pakai. Komputer saya termasuk standard (standard mahasiswa lah…), ini spesifikasinya :

Processor AMD Sempron 2600+, 1,6 GHz
Memory 512 Mb
VGA 128Mb NVIDIA Ge-Force FX 5200
Hardisk 80 Gb, partisi untuk installasi Linux sebesar 6.1 Gb (5.1 untuk reserfs dan 1 Gb untuk swap)

Kira-kira itu cukup mewakili seperti apa tampang komputer saya. Untuk installasi saya gunakan versi DVD yang sebelumnya sudah di-burning dulu ISO-nya lewat Nero. Kenapa pakai DVD? Alasan saya pakai DVD adalah karena dalam paket DVD tersebut sudah disertakan add-on untuk openSUSE 10.2. Lihat di Release Note-nya untuk lebih jelas

Dan ini hasilnya : openSUSE 10.2 punya kernel standard versi 2.6.18 dan banyak paket-paket opensource yang merupakan versi terbaru. Diantaranya Mozilla Firefox 2 yang katanya lebih baik dari versi terdahulunya. Juga tool pembaca PDF dari Adobe yang kali ini dibawakan versi 7 yang terbaru juga. Open Office 2 rilis terbaru. Default file systemnya juga berubah menjadi ext3 dari yang semula reiser.

Untuk penampilan openSUSE 10.2 seperti distribusi kebanyakan memakai 2 desktop environment yang familiar, KDE dan Gnome. Untuk KDE disertakan versi 3.5. yang juga terbaru. Sedangkan Gnome yang disertakan versi 2.16. Untuk kali ini desktop environment yang saya pakai adalah KDE 3.5. yang kebetulan saya sudah lebih familiar dengan yang satu ini. Yang menarik dari penampilannya saya rasa ada pada start menu yang memakai Kmenu baru (kickoff), start menu yang lebih ringkas dan interaktif dari pada KDE menu biasa.

Dalam Yast tentu saja ada beberapa menu baru yang ditambahkan. Salah satunya untuk installasi add-on untuk versi CD-nya. Dan juga menu baru untuk pengaturan hostname dan sitename. Salah satu langkah yang setahu saya baru pada saat installasi adalah pengaturan nama hostname dan sitename. Dan tampaknya openSUSE ini lebih dikedepankan untuk jaringan, itu menurut perkiraan saya.

Untuk multimedia (video) seperti kebanyakan distro belum menyertakan codec untuk file-file yang didukung windows walaupun ada juga yang sudah lengkap. Namun satu kekurangan yang menurut saya bisa menurunkan pamor openSUSE (khususnya bagi pengguna di Indonesia) adalah bahwa player mp3 bawaan KDE, Amarok belum mampu memutar file mp3. Amarok yang disertakan versi 1.4 ternyata tidak memiliki engine untuk memutar file mp3. Xine engine yang disertakan tidak bisa memutar file mp3. Perlu mencari dan meng-install engine yang lain agar bisa mengatasi ini. Namun ada juga jalan lain agar bisa memutar file mp3. Saya gunakan player bawaan Gnome, Helix Banshee untuk memutar file mp3. Jadi saya sarankan untuk menggunakan Gnome sebagai desktop environment.

Untuk keperluaan developing dan programming, openSUSE 10.2 menyertakan Java 1.5 walaupun versi Java 1.6 sudah ada. Untuk compiler C dan C++ menggunakan gcc dengan versi 4.1.2, ada juga untuk java compiler.

Itu sedikit apa yang bisa saya omongkan tentang openSUSE 10.2. Sedikit kekecewaan pada saya saat player mp3 kesukaan saya (Amarok) belum mampu memutar mp3. Namun secara keseluruhan openSUSE 10.2 tidak terlalu buruk mengingat paket-paket yang dibawa cukup lengkap dan sebagian besar versi terbaru. Untuk openSUSE 10.2 saya beri nilai 7 dari 10. Jadi saya masih tetap pakai SUSE 10.0 (dari Novell) karena masih lebih “sreg” dengan saya. Bagaimana dengan kamu? Pengin coba juga? Saya sarankan untuk melihat tentang openSUSE lebih lengkap di situs resminya di www.opensuse.org. Selamat mencoba…!!!